BEM ITS = Antara “Ada” dan “Tiada” *

“Keluarga Mahasiswa ITS yang selanjutnya disebut KM ITS ialah sistem yang menaungi seluruh aktifitas organisasi kemahasiswaan dalam lingkup institusi pendidikan ITS.” 
(KDKM ITS (Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa ITS), Bagian Kedua (Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa (KM) ITS ), Bab 1 Tentang Ketentuan Umum Pasal 1)

Satu kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa ITS (BEM ITS) periode 2012-2013 baru saja berakhir pada hari kamis, tanggal 31 Oktober 2013 ditandai dengan selesainya laporan pertanggungjawaban BEM ITS di kongres ITS meninggalkan sebuah catatan bagi KM ITS. Hal ini mendapat tanggapan yang berbeda – beda baik positif maupun negatif dari setiap anggota KM ITS. Dari hasil survei yang dilakukan oleh LPM Satu Kosong ITS yang diambil dari kuisoner yang disebar ke 155 responden dari 5 Fakultas dan DOP (Daerah Otonomi Politeknik) dengan metode probabilitas proporsional random sampling, menunjukkan hasil yang tidak begitu mengejutkan terkait tentang program kerja dan pengaruh BEM ITS bagi seluruh anggota KM ITS.


      Misalnya saja dari pertanyaan “Tahukah anda dengan proker – proker BEM ITS ?” dari seluruh jumlah responden, 59% responden menjawab kurang tahu, 17% responden menjawab tidak tahu dan sisanya menjawab tahu dan sangat tahu. Selain itu pertanyaan terkait BEM ITS yang lain seperti  “Seberakah seringkah anda mengikuti proker BEM ITS?” dan hasilnya 75% dari jumlah responden menjawab pernah/jarang, 17 % dari jumlah responden menjawab tidak pernah, 8 % menjawab tidak pernah dan tidak ada seorangpun yang menjawab sering mengikuti proker BEM ITS. Hal ini membuktikan bahwa dari 97% jumlah responden yang tahu akan adanya BEM ITS, dari anggota KM ITS banyak yang  belum mengetahui terkait program kerja maupun agenda yang ada di BEM ITS sendiri. Mungkin ini dikarenakan kurang menyeluruhnya publikasi maupun sosialisasi terkait program kerja dan agenda yang ada di BEM ITS ataupun kurangnya transparansi kegiatan BEM ITS kepada seluruh elemen KM ITS sehingga mengakibatkan kurang tertariknya anggota KM ITS dengan proker – proker BEM ITS. Terbukti dari survei yang kami lakukan 52 % dari jumlah responden memilih kurang tertarik dan tidak tertarik dengan proker BEM ITS.

     Jika dipandang dari sepengamatan selama ini, kebanyakan kegiatan BEM ITS diikuti oleh fungsionaris dari BEM ITS itu sendiri hal ini tidak jauh berbeda seolah – olah  kita melakukan onani, kegiatan – kegiatan yang ada dibuat oleh kita sendiri dan pada akhirnya yang “menikmati” dan merasakan nikmatnya pun juga diri kita sendiri. Melihat realita dan fakta yang terjadi sekarang ini menunjukkan BEM ITS teramat eksklusif ataupun mungkin mengekslusifkan diri sehingga mengakibatkan kurangnya BEM ITS “menjamah” elemen – elemen yang ada di KM ITS terutama  grassroot- grassroot di jurusan – jurusan. Dengan berkaca dari kondisi saat ini apakah BEM ITS yang awalnya merupakan akronim dari Badan Eksekutif Mahasiswa ITS kini berubah menjadi Badan “Ekslusif” Mahasiswa ITS ?? Bukankah seperti itu semestinya ??.

     Puncak dari kondisi – kondisi yang seperti tadi adalah dari pertanyaan survei “Selama anda menjadi mahasiswa, Seberapa berpengaruhkah BEM ITS bagi kehidupan kemahasiswaan anda ?”, 68 % dari jumlah responden menjawab kurang berpengaruh dan tidak berpengaruh dan sisanya menjawab berpengaruh. Artinya “ada” atau “tiada” nya BEM ITS tidak begitu berpengaruh bagi anggota KM ITS, nada – nada sumbang terhadap BEM ITS seperti itu banyak sekali terdengar di grassroot – grassroot KM ITS.

       Beberapa waktu lalu kegiatan dan hiruk pikuk PEMILU ITS baru saja berakhir. Meski diselingi oleh sedikit drama oleh oknum – oknum yang berkepentingan, pada akhirnya  drama tersebut selesai dan kini tubuh BEM ITS telah berganti kepengurusan dengan terpilihnya Presiden BEM ITS yang baru. Yang cukup mengejutkan dari survei yang dilakukan bahwa 26% dari jumlah responden memilih calon Presiden BEM ITS karena alasan pencitraan ataupun penampilan yang merupakan jawaban terbanyak dari hasil survei, sementara yang menjawab memilih karena visi misi sebanyak 23%, track record 19%, ikut teman 12% dan 4% memilih dengan alasan lain – lain. Padahal Presiden BEM ITS terpilih sewaktu masa kampanye di FTSP, FTK dan FMIPA mengaku pernah mengikuti ORMEK (Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus) tetapi saat ini sudah tidak aktif lagi. Jika kita melihat dari KDKM ITS (Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa ITS) yang merupakan landasan atau dasar kita melakukan seluruh kegiatan kemahasiswaan di ITS disebutkan pada pasal 67 tentang aturan eksternal ayat 4 bahwa “Segala bentuk organisasi ekstra kampus dan / atau partai politik dilarang berkegiatan dalam lingkup institusi ITS”. Selain itu dalam Peraturan Tata Kehidupan Kampus bagi mahasiswa ITS yang disahkan oleh rektor ITS disebutkan pada pasal 24 tentang Larangan Lainnya ayat 11 bahwa “Mahasiswa dilarang melakukan aktifitas organisasi luar kampus dan/atau partai politik di dalam kampus.” Dan disebutkan di ayat setelahnya yaitu ayat 12 yang berbunyi “Mahasiswa diketahui dan terbukti melakukan perbuatan melanggar pasal ini, dapat dijatuhi sanksi seberat-beratnya dicabut haknya sebagai mahasiswa” .

     Bukannya bermaksud untuk menilai di awal ataupun mendiskreditkan presiden BEM ITS terpilih tetapi alangkah baiknya kita sebagai anggota KM ITS lebih bijak lagi dengan tetap mengontrol dan mengawal kinerja dan kebijakan BEM ITS ke depannya serta tetap terus waspada dan berhati – hati dengan memfilter dan memagari ormawa kita masing – masing  dari kegiatan dan kebijakan yang “mungkin” berasal dari luar kampus baik kepentingan ORMEK maupun partai politik. Apalagi saat ini kita berada di tahun – tahun politik menuju Pemilu 2014, Jangan sampai KM ITS nantinya dijadikan “alat” pemuas nafsu politik praktis oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab. Dan pada akhirnya BEM ITS secara badan maupun kelembagaan memang berwujud dan “ada”, namun dari segi pengaruh dan efeknya bagi KM ITS serasa “tiada” memberikan efek yang besar bagi KM ITS. Dengan demikian BEM ITS seperti berada di tengah persimpangan antara “Ada” dan “Tiada”.
 
   

     “Di ITS, disini Saya dapat benar – benar melihat kawan, Politik berjubah Dakwah dan Agama, Formalitas mengatasnamakan Pengabdian, Aksi ditunggangi Kepentingan Partai politik, Pelarian bernama Organisasi, Kebohongan berkedok Toleransi, Pamrih berwujud Kontribusi, Uang bertopeng Karya dan Prestasi. Tetapi disinilah kawan, Saya juga melihat dan menyaksikan hal yang konstan bahwasanya Perjuangan tetap berwujud sebagai Perjuangan.”

Salam Kebebasan Berpikir !!!

Angga Firmansyah
LPM Satu Kosong ITS
Matematika FMIPA 2011


* Tulisan ini dimuat di buletin SUPERMASI (Suara Perjuangan Mahasiswa ITS) UKM LPM Satu Kosong ITS Edisi 5 November 2013 Halaman 13 - 14.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram