“SEMANGAT JUANG AREK-AREK SUROBOYO”, REKAM JEJAK MEMORI DI KOTA PAHWALAN- KOTA SURABAYA #AKUPeduliCAK !

“kepedulian tidak dapat  muncul dengan sendirinya hanya melalui slogan-slogan yang di dengungkan.  Karena kami percaya, bahwa kepedulian itu dapat muncul dengan mengenal objeknya secara langsung. Mengenal rakyat tempat kita berpijak, bersatu bersama rakyat dan berjuang bersama rakyat, maka kepedulaian itu akan muncul dengan sendirinya.”



Surabaya, KOTA PAHLAWAN kota yang memiliki julukan paling istimewa,. Tidak ada kota di Indonesia yang berjuluk kota pahlawan , selain kota surabya. Padahal hampir semua kota di Indonesia memiliki kisah heroic dan perjuangan kepahlawanan. Seperti bandung, dengan bandung lautan api, semarang dengan pertempuran 5 hari di semarang, medan dengan medan arenanya dan kota-kota lain dengan kisah heroiknya masing-masing. Namun hanya kota surabayalah yang disebut sebagai kota pahlawan.
Predikat kota pahlawan ini dianuhgrahkan kepada Surabaya untuk mengabadikan “semangat juang arek-arek suroboyo”. Bukan hanya karena peristiwa 10 november saja. Melainkan semangat itu jauh sebelum terbentuknya perkampungan Surabaya. Semangat itu terus berlanjut  hingga masa perjuangan, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan  Republik Indonesia. sudah sejak jaman majapahit semangat juang itu melekat di kota ini. kota pahlawan. Hal ini terbukti pada tahun 1293. Lebih 718 tahun atau tujuh abad silam, raden wijaya pendiri kerajaan majapahit berjuang mengusir tentara tartar yang dipimpin khu Bilai Khan, dimana rakyat surabaya juga ikut berjuangan pada masa itu, dimana dulu surabaya  masih bernama Hujanggaluh atau Junggaluh. Hendaknya “semangat juang arek-arek suroboyo” itu dijaga hingga nanti dan esok hari.

Kami mencoba melakukan rekam jejak memori “semangat perjuangan arek-arek suroboyo”.
Ya, Ini bukan tentang sekedar perjalanan biasa,
Ini Bukan tentang sekedar berpose dan narsis di depan kamera
Ini juga bukan tentang sekedar merekam jejak kisah heroik semata.

Namun, lebih dari itu
Perjalan ini memang ‘mengabadikan’ sebuah momen.
Mengabadikan kehidupan..
Menyimpan kenangan…
Mengingat perjuangan…
Menggoreskan kesan…
Dan menularkan semangat “kepedulian” dan semangat “perjuangan arek-arek suroboyo “

Dan yang pasti…..
Perjalan inilah yang akan menjadi pengingat kita…
Bawasannya, hari ini negeri kita telah melakukan sebuah lompatan yang jauh….
Yang apa bila kita sadari…..
Membawa kita dalam rasa syukur atas nikmat dan perjuangan para pendahulu kita…

BALAI PEMUDA




















Gedung ini di bangun sekitar abad ke 19 (1907-an). Dimana pada saat itu masih bernama “De Simpangsche Societeit” digunakan sebagai tempat rekreasi  bagi para nini dan menneer belanda untuk berpesta, arena dansa atau sarana bermain bowling. Rakyat pribumi dulu dilarang keras menginjakan kakinya di tempat ini. kalaupun ada sebagian besar yang berada disana adalah para petinggi Negara, selebihnya hanya pelayan biasa. Pada masa pertempuran 10 november 1945 dijadikan markas besar PRI (Pemuda Republik Indonesia) pusat pemuda didepan markas pusat PRI inilah berpuluh prajurit jepang yang tidak bersenjata dapat diturankan dari bus yang mereka tumpangi dan kemudian disita. Sekarang balai pemuda digunakan tempat kepemudaan, seni dan budaya.




GRAHADI



Gedung ini dibangun pada tahun1795 pada masa pemerintahan Residan Dirk Van Hogendrop (1794-1798) Gedung ini kini menjadi kantor gubernur jawa timur. Gedung ini pernah menjadi tempat perundingan presiden Soekarno dengan Jendral Hawtorn pada Oktober 1945 untuk mendamaikan pertempuran pejuang dengan sekutu. Selain itu di gedung ini pula pada 9 november 1945 pukul 23.00 Gubernur Suryo memutuskan untuk menolak ultimatum inggris menyerah tanpa syarat. Penolakan itu berakhir pada kematian gubernur suryo dan dua pengawalnya pada 10 november 1945.



 HOTEL MAJAPAHIT



Hotel Majapahit yang dibangun pada tahun 1910 oleh Sarkies Bersaudara dari Armenia, sudah berdiri lebh dari seratus tahun hingga saat ini. Hotel ini telah berganti nama beberapa kali diawali dengan LMS, kemudian berubah menjadi Oranje, Yamato, Hoteru dan terakhir menjadi hotel majapahit. Hotel ini tidak semalamanya menjadi hotel, dulu pada zaman pendudukan jepang, ketika beruubah menjadi yamato. Hotel ini berubah menjadi penjara. Sebelum akhirnya kembali ke fungsi awalnya menjadi hotel. Di hotel ini pula kisah heroic terjadi. Dimana terjadi peristiwa perobekan bendera belada. Yang mana ketika itu belanda mengibarkan bendera mera, putih dan biru di hotel tersebut. Yang oleh pejuang akhirnya diturunkan kemudian dirobek warna birunya dan lalu dikibarkan kembali. Saat ini hotel itu berubah menjadi hotel bintang lima dengan fasilitas yang lengkap.




TUGU PAHLAWAN.



Tugu pahlawan dibangun dalam bentuk "paku terbalik dengan ketinggian 40,45 meter dengan diameter 3,10 meter dan di bagian bawah diameter 1,30 meter. Di bawah monumen dihiasi dengan ukiran "Trisula" bergambar,' "Cakra", '"Stamba" dan' "Padma" sebagai simbol api perjuangan.
 Inilah bukti nyata semangat arek-arek soroboyo dalam menentang para penjajah. Meraka dihadapkan dengan jumlah yang lebih banayak dan persenjataan yang lebih lengkap. Secara nalar tidak mungkin mereka menang dan pada akhirnya memang tidak. Namun rakyat surabya memilih untuk tetap melawan, karena mereka tau bahwa itu adalah sesuatu yang benar untuk dilakukan, berjuang. Untuk memperingati semangat itu bangunan  tugu pahlawan ini dibuat. untuk menghormati paraprajutit Surabaya yang tewas selama pertempuran besar melawan tentara sekutu yang dilumpuhkan oleh NICA, dan yang ingin menduduki Surabaya pada 10 November 1945.




JEMPATAN MERAH PLASA



jembatan Merah dibentuk atas kesepakatan Pakubowono II dari Mataram dengan VOC sejak 11 November 1743. Dalam perjanjian disebutkan bahwa beberapa daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan ke VOC, termasuk Surabaya yang berada di bawah kolonialisme Belanda. Sejak saat itu, daerah Jembatan Merah menjadi kawasan komersial dan menjadi jalan satu-satunya yang menghubungkan Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya. Dengan kata lain, Jembatan Merah merupakan fasilitator yang sangat penting pada era itu. Jembatan Merah pernah menjadi saksi hidup dari tentara Indonesia, khususnya pahlawan-pahlawan Surabaya yang berjuang melawan kolonialisme Belanda.

Sudah banyak lompatan sejarah  yang kita lakukan. Sudah banyak darah dan korban yang berjatuhan demi kemerdekaan negeri ini. hari ini kita patut bersyukur karena kita tidak perlu lagi tunduk menyembah kepada sang penguasa. Kita tidak perlu mengangkat senjata melawan penjajah. Kita tidak perlu lagi takut kehilangan sanak saudara yang mati di tembak serdadu belanda. Ya negeri ini telah merdeka, kita memang menang melawan penjajah. Namun apakah arti kemerdekaan sesungguhnya bagi kita?


TAMAN BUNGKUL



Kami ingin melihat bagai mana rakyat surabya bergerak dan memaknai kehidupannya. Kami memutuskan pergi ke sebuah taman yang mempersatukan banyak rakyat surabaya. Taman bungkul disini bias dikatakan jantung kota Surabaya, tempat rekreasi dan tempat melepaskan stress. Di taman ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti jogging track , taman bermain anak-anak, lahan papan seluncur dan berbagai macam fasilitas lainnya. Selain itu taman ini memiliki nilai sejarah. Dimana terdapat makam mbah bungkul. Dimana disebuah hikayat menyebutkan bahwa mbah bungkul atau sunan bungkul ini adalah empu supa. Seorang tokoh masyarakat dan agama pada masa kerajaan majapahit di abad ke 15.


Mendekat bersama rakyat.


Disini kami bertemu dengan komunitas winchako surabaya ya, komitas ini adalah kominitas olahraga. Surganya winchako ada di Indonesia.


Disini kami juga melihat musisi jalanan yang kreatif dan berbakat. Entah karena iseng ingin menghibur penonton atau memang mengais rezeki untuk mengisi kantong perutnya. Ya beginilah kehidupan di taman bungkul.


Dan anehnya ada seseorang yang minta berfoto bareng. Kami tidak mengerti maksud dan tujuannya apa. Dalam hati kami berdoa semoga bukan pengen narsis belaka namun mengerti arti sesungnya tentang AKUpeduliCak. Meraka aja peduli, kamu?

SELAMAT JALAN AKU PEDULI CAK!
Ya mungkin itulah akhir dari perjalan kami kali ini, hal yang sangat mengejutkan salah seorang dari komunitas pespa meminta logo aku peduli cak untuk ditempel di motor kendaraannya. Satu hal yang kami sadari bahwa setiap orang di negeri ini memiliki kepedulian dan harapan akan nasib bangsa ini. Kami berharap dapat bertemu dengan omunitas pespa ini suatu hari nanti. Kami ingin menanyakan kemanasaja  logo AKUpeduliCak! Telah perpetualang?. Semoga dapat menyebarkan firus-firus kepedululian selamat jalan! AKUpeduliCak!





Entahlah “semangat perjuangan arek-arek suroboyo” itu masih ada ataukah hanya sekedar slogan belaka. Biar sejaralah kelak yang membuktikannya.
Yang jelas, dua hari ini kami mendapatkan pelajaran berharga, tentang semangat perjuangan. Semangat yang tak kenal lelah terhadap apa yang kita yakini. Karena diluar sana masih banyak yang membutuhkan bantuan kita. kami sadar bahwa bekerja tidak hanya untuk mampu menciptakan teknologi yang canggih, tetapi juga memberikan manfaat untuk orang lain. Tidak hanya mampu memimpin, tetapi juga mampu mengayomi. Tidak hanya menjadi agamawan tetapi juga meneduhkan. Tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga mampu membangun motivasi untuk anak bangsa menjadi manusia pembelajar. Hal terbaik dalam hidup adalah tetap memberikan yang terbaik bagi diri sendiri dan juga orang-orang di sekitar kita. Apapun peran kita semoga memberikan makna yang terbaik dalam kehidupan orang banyak.
Tidak harus korupsi untuk menjadi kaya. Tidak mesti sekolah untuk bisa pintar. Tidak harus ada untuk memberi. Tidak harus tua untuk bersikap bijak. Yang terpenting adalah kemauan untuk terus belajar serta hati yang lapang dan bekerja uantuk memberikan arti yang terbaik bagi kehidupan.

MUNGKIN SUATU SAAT KITA BAKAL MENINGGALKAN KOTA SURABYA INI, NAMUN YANG JELAS KOTA INI TELANG MENGAJARKAN KITA TENTANG BANYAK HAL. SELALU AKAN RINDU DENGAN KOTA SURABAYA-KOTA PAHLAWAN.


Semoga rekam jejak ini dapat sedikit meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Salam dari kami, salam seni perjuangan. “AKUpeduliCAK!”.


Tim Seni Perjuangan #AKUPeduliCAK !
Latif (Teknik Mesin 2011), Adhitya Kurniawan (Teknik Fisika 2011), Muhammad Luthfi (Teknik Elektro 2011), Angga Firmansyah (Matematika 2011), Ian Rizki Ramadhan (Teknik Fisika 2011), Gemelfour (PENS 2011), Nur Rahmatinnisa Aulia Guntar (Teknik Fisika 2011), Nimrotul Chasanah (Teknik Fisika 2011), Siti Aminah (Kimia 2013), Zulhilmi Bangkit (Geomatika 2011). Ilham Fahmi (Teknik Elektro 2011), dan Damas Panji (Teknik Fisika 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram