Subsidi

sumber gambar:merdeka.com
Aku bernama Subsidi
Dambaan kaum para pencari sesuap nasi
Aku adalah sebuah harapan di pagi hari
Bagi takdir rakyat yang nasibnya dikebiri

Aku hidup dalam urat nadi masyarakat
Seperti tali yang mengikat kuat
Juga sebagai selendang sutera yang menjerat
Yang menjadi candu berubah menjadi hasrat


Tapi kini diriku dicabut
Dan jumlahku di kurangi
Oleh pemerintah dan sang penguasa
Rakyat pun  menjerit dan berteriak
"Kemana kau subsidi ?"
"Dimana kau subidi ?"
"Kau kemanakan subsidi kami ?"

Kini aku adalah sebuah dilema
Menjadi beban bagi rakyat kecil hingga penguasa
Terus menerus memperburuk anggaran
atau terus menaikkan harga-harga kebutuhan

Kuasa tak lagi dimiliki rakyat
Hingga rakyat semakin lemas
Semakin mencekik kuat leher masyarakat
Sandang pangan pun kian terabaikan
Tinggal menunggu ajal sang rakyat pun tiba

AF-20 November 2014
*Puisi Narasi ini ditulis sebagai narasi aksi teatrikal demo kenaikan BBM di depan gedung DPRD Jawa Timur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram