Menghisap Sejarah Kretek Nusantara

Judul : Gadis Kretek
Penulis : Ratih Kumala
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan :  Maret 2012
Desain Sampul dan Ilustrasi Isi: Iksaka Banu
Editor: Mirna Yulistianti
Jumlah Halaman: 274
ISBN: 978-979-22-8141-5



   Membaca novel “Gadis Kretek” karya Ratih Kumala seperti menghisap kretek , Penjelasan mengenai kebudayaan jawa terutama permasalahan mengenai kretek yang menjadi komoditas utama perdagangan bangsa indonesia yaitu tembakau dan cengkeh dikemas dalam kisah fiksi yang begitu renyah dan menenangkan ibarat ketika menghisap sebuah kretek itu sendiri. Penjabaran mengenai kisah keluarga pemilik kretek terbesar  di indonesia dalam novel ini dijabarkan dengan ringan hingga membuai pembaca terlarut dalam isi buku ini. Dimulai dengan cerita Soeraya, pemilik pabrik kretek jagad raya yang melegenda dalam keadaan sekarat, namun yang disebut dalam igauannya bukanlah nama istrinya tetapi nama seorang perempuan yaitu “Jeng Yah”. Nama inilah yang menjadi sebuah teka – teki hingga akhir novel ini. Siapakah sebenarnya “Jeng Yah”? 

     Hingga pada akhirnya ketiga anak Soeraya yaitu Tegar, Karim dan Lebas berusaha keras mencari keberadaan Jeng Yah demi menuruti permintaan terakhir ayahnya. Perjalanan pencarian jeng yah  oleh ketiga orang ini mengurai benang -  benang sejarah berdirinya pabrik kretek keluarganya yang penuh konflik dan konspirasi, dimulai dari masalah asmara, PKI pada waktu itu hingga pencurian ide bahan “saos” yang digunakan dalam pembuatan kretek yang menjadi ciri khas utama dari sebuah batang kretek. Rangkaian cerita yang disisipkan isi sejarah dan kebudayaan sejarah menambahi bumbu-bumbu elegan dalam buku ini. Proses sejarah jenis kretek dimulai dari kretek klobot yang terbuat dari pelepah jagung hingga kretek dari kertas papier untuk membungkus tembakau dan cengkeh seperti pada kretek yang kita nikmati masa sekarang ini dijabarkan secara rinci dan detail. Hingga buku ini menjadi salah satu buku yang alurnya sulit ditebak oleh pembaca bak lintingan tembakau dan cengkeh yang tak beraturan terselip pada sebatang kretek. Ratih Kumala sepertinya berhasil mengemas keseluruhan cerita dalam buku ini dengan ditemani gemerlapnya sejarah kelam bangsa ini, Seperti menuliskan resensi buku ini yang dituliskan sambil ditemani oleh sebatang kretek. 


   Menghisap kretek memandang Indonesia, hidup tak seperti tampaknya, tapi kita terus belajar menerima, dengan heran dan terus menerus bertanya, mengapa hal yang dulu kita terima dengan duka, entah kenapa kini membuat kita selalu tertawa ? Ahmad Sobary, Novel “Gadis Kretek”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram